Jumat, 27 Januari 2012

Jodoh itu..

Jodoh itu..

oleh Sakamoto Yayant pada 5 Juli 2011 pukul 9:25
Seseorang dikatakan berjodoh bila sdh melakukan ijab kabul atau menikah. Seseorang meskipun sdh berpacaran/ bertunangan berthn-thn pun blm dikatakan berjodoh krn jgn berikan 'segalanya' utk si do'i sblm sah menjd suami isteri. Orang berjodoh pun ada masanya/ batas waktu. Ada yg sampai puluhan thn, belasan thn, bbrp thn, bahakn hanya dlm hitungan bln. Tp jgn jadikan hal tsb sbg alasan utk bercerai seperti kalangan para artis. Krn jodoh ada Takdir Qadla' dan Qadarnya.
· · · Bagikan · Hapus

    • Yuni VLadimirovich DoLgoruky
      Jdi kLo sdh brcrai tdk jdoh Lgi,,,,,?
      5 Juli 2011 pukul 9:27 ·
    • Dian Arief Ashari
      Jodoh di tangan اللَّهُ,
      Namun kau tetap harus menjemputnya,

      Agar tak selalu di tangan اللَّهُ
      jemputlah dia,
      dengan kendaraan Iman dan Taqwamu,
      beri dia perhiasan dengan Sunnah Rosul,
      dan ingatlah,sebelum kau Melangkah,
      mintalah izin kepada pemilik sejatimu اللَّهُ melalui 2 rakaat Istikharahmu.
      5 Juli 2011 pukul 9:50 · · 1
    • Sakamoto Yayant ‎@yuni:.. dilihat dulu penyebab perceraiannya. Krn takdir jodoh ada yg Qada' dan Qadar.
      5 Juli 2011 pukul 10:38 ·
    • Sakamoto Yayant ‎@ismalia:.. jodoh di dunia berbeda dg jodoh di akhirat
      5 Juli 2011 pukul 10:51 ·
    • Sakamoto Yayant ‎@dian:.. Alhamdulilllaah, lalu bgmn dg yg sampai tua blm menikah?
      5 Juli 2011 pukul 10:55 ·
    • Dian Arief Ashari ya itu td,,melalui 2 rakaat istikharah...:)
      5 Juli 2011 pukul 14:59 ·
    • Sakamoto Yayant ‎@dian:..maksud sy tua (sekitar 50th) keatas..? bgmn menurut anda?
      5 Juli 2011 pukul 16:16 ·
    • Dian Arief Ashari
      untuk urusan jodoh, memang “sepenuhnya” karena keputusan Allah. Biasanya, untuk kasus jodoh ini, campur tangan Allah dirasakan sangat besar. Karena, kadang, sebesar apa pun usaha yang kita lakukan, kalau memang orang yang kita incar tidak suka, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, urusan hati ini, hanya Allah saja yang bisa membolak-balikkannya, tentu saja dengan caraNya yang terkadang tidak bisa kita mengerti. Tapi, tetap saja, orang-orang yang berikhtiar lebih keras, cenderung lebih cepat mendapatkan jodohnya daripada orang-orang yang menunggu datangnya jodoh. Karenanya, kita pun harus introspeksi diri, seberapa besar usaha kita untuk mendapatkan jodoh tersebut.
      5 Juli 2011 pukul 16:34 ·
    • Dian Arief Ashari
      Untuk mencari solusinya, dengan tetap berpegangan kepada syariat Islam yang memang diturunkan untuk kemashlahatan manusia, beberapa kiat mencari jodoh dapat dilakukan :

      1. Yang paling utama dan lebih utama adalah memohonkannya pada Sang Khalik, karena Dialah yang menciptakan manusia berpasang-pasangan (QS.4:1). Permohonan kepada Allah SWT dengan meminta jodoh yang diridhoiNya, merupakan kebutuhan penting manusia karena kesuksesan manusia mendapatkan jodoh berpengaruh besar dalam kehidupan dunia dan akhirat seseorang.

      2. Melalui mediator, antara lain :

      a. Orang tua. Seorang muslimah dapat meminta orang tuanya untuk mencarikannya jodoh dengan menyebut kriteria yang ia inginkan. Pada masa Nabi SAW, beliau dan para sahabat-sahabatnya segera menikahkan anak perempuan. Sebagaimana cerita Fatimah binti Qais, bahwa Nabi SAW bersabda padanya : Kawinlah dengan Usamah. Lalu aku kawin dengannya, maka Allah menjadikan kebaikan padanya dan keadaanku baik dan menyenangkan dengannya(Hr.Muslim).

      b. Guru ngaji (murobbiyah).Jika memang sudah mendesak untuk menikah, seorang muslimah tidak ada salahnya untuk minta tolong kepada guru ngajinya agar dicarikan jodoh yang sesuai dengannya. Dengan keyakinan bahwa jodoh bukanlah ditangan guru ngaji. Ini adalah salah satu upaya dalam mencari jodoh.

      c. Sahabat dekat. Kepadanya seorang muslimah bisa mengutarakan keinginannya untuk dicarikan jodoh. Sebagai gambaran, kita melihat perjodohan antara Nabi SAW dengan Khadijah ra. Diawali dengan ketertarikan Khadijah ra kepada pribadi beliau yang pada saat itu berstatus karyawan pada perusahan bisnis yang dipegang oleh Khadijah ra. Melalui Nafisah sebagai mediatornya akhirnya Nabi SAW menikahi Khadijah ra..

      d. Biro Jodoh. Biro jodoh yang Islami dapat memenuhi keinginan seorang muslimah untuk menikah. Dikatakan Islami karena prosedur yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam.

      3. Langsung, dalam arti calon sudah dikenal terlebih dahulu dan ia berakhlak Islami menurut kebanyakan orang-orang yang dekat dengannya (temannya atau pihak keluarganya). Namun pacaran tetap dilarang oleh Islam. Jika masing-masing sudah cocok maka segera saja melamar dan menikah. Kadang kala yang tertarik lebih dahulu adalah muslimahnya, maka ia dapat menawarkan dirinya kepada laki-laki saleh yang ia senangi tersebut (dalam hal ini belum lazim ditengah-tengah masyarakat kita). Seorang sahabiat pernah datang kepada Nabi SAW dan menawarkan dirinya pada beliau. Maka seorang wanita mengomentarinya, "Betapa sedikit rasa malunya." Ayahnya yang mendengar komentar putrinya itu menjawab, "Dia lebih baik dari pada kamu, dia menginginkan Nabi SAW dan menawarkan dirinya kepada beliau."

      Sebuah cerita bagus dikemukakan oleh Abdul Halim Abu Syuqqoh pengarang buku Tahrirul Mar'ah, bahwa ada seorang temannya yang didatangi oleh seorang wanita untuk mengajaknya menikah. Temannya itu merasa terkejut dan heran, maka wanita itu bertanya, "Apakah aku mengajak anda untuk berbuat haram? Aku hanya mengajak anda untuk kawin sesuai dengan sunnah Allah dan RasulNya". Maka terjadilah pernikahan setelah itu.

      Semua upaya tersebut hendaknya dilakukan satu persatu dengan rasa sabar dan tawakal tidak kenal putus asa. Disamping itu seorang muslimah sambil menunggu sebaiknya ia mengaktualisasikan kemampuannya. Lakukan apa yang dapat dilakukan sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan dakwah. Jika seorang muslimah kurang pergaulan, bagaimana ia dapat mengenal orang lain yang ingin menikahinya.

      Barangkali perlu mengadakan evaluasi terhadap kriteria pasangan hidup yang ia inginkan. Bisa jadi standar ideal yang ia harapkan menyebabkan ia terlalu memilih-milih. Menikah dengan orang hanif (baik keagamaannya) merupakan salah satu alternatif yang perlu diperhatikan sebagai suatu tantangan dakwah baginya.

      Akhirnya, semua usaha yang telah dilakukan diserahkan kembali kepada Allah SWT. Ia Maha Mengetahui jalan kehidupan kita dan kepadaNyalah kita berserah diri. Wallahu A"lam bishowab.

      (Tulisan : Ustz Herlina Amran dalam Hudzaifah.org)
      5 Juli 2011 pukul 16:34 ·
    • Farinah Abd Latib Assalamualaikum, saya mohon share ye..terima kasih...
      5 Juli 2011 pukul 17:10 ·
    • Sakamoto Yayant ‎@dian:.. Alhamdulillaah. sesama muslim mmg hrs saling mengingatkan
      5 Juli 2011 pukul 19:07 ·
    • Sakamoto Yayant ‎@farinah:.. silahkan.
      5 Juli 2011 pukul 19:07 ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar