Menyampaikan Ilmu
oleh Sakamoto Yayant pada 10 Oktober 2011 pukul 8:08 ·
Bila
kita ingin menyampaikan ilmu, terkadang kita hrs mensejajarkan/
menyesuaikan ilmu dg pendengar/ lawan bicara kita. Seandainya kita
mempunyai ilmu setingkat SMU dan mengajarkannya sesuai yg kita dpt,
tentunya bila lawan bicara/ pendengar kita berwawasan SMP tentu saja mrk
akan kesulitan utk memahaminya. Percuma aja kita bicara cas-cis-cus
pake bhs Inggris ktk berceramah tp para pendengarnya dr masyarakat
menengah kebawah (ini niatnya berdakwah atau ingin menunjukkan
kefasihannya dlm brbhs inggris?)
- Agus Wibowo Alief Kn diatas lngit msih da lngit???pak,,,he he jd ilmu yg qta ktahui lum tntu org mngtahui bgitu jg sbaliknya,,,baiknya y share ilmu aza ,,,,
- Sakamoto Yayant @agus:.. berarti mas agus kurang memahami apa yg sy maksud di catatan diatas..
- Nia Rael Walaupun pnya berbagai bahasa, ada baiknya bila berdakwah agar sampai maksud n tujuannya,gunakanlah bahasa yg d gunakan pendengar ato masyarakat sehari" jd,,, ga nyambung geto loh.... Hehe
- Sakamoto Yayant @nia:.. Insya Allah sama2 benar kok mbak. Intinya, bgmn menyampaikan dakwah dg metode bhs yg sederhana tp mengena. Bila memakai bhs2 ilmiah atau bhs asing terlalu banyak, akan menyulitkan pemahaman orang utk mencernanya (bg yg awam). ndak mgkn kan berdakwah dg bhs Inggris ke pendengar yg rata2 pekerja kantoran biasa, pekerjaannya serabutan? atau memakai bhs sunda waktu berceramah di pulau Madura?!.. he3x..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar