Minggu, 29 Juli 2012

Nabi Ibrahim a.s. dan Orang Majusi


                                      Nabi Ibrahim a.s. dan Orang Majusi

         Pernah suatu hari Nabi Ibrahim a.s. menolak seorang tamu yg brkunjung ke rmhnya. Nabi Ibrahim brkt, “Aku tdk menerima tamu seperti engkau selagi engkau tdk meninggalkn agamamu dan ajaran orang2 Majusi.” Orang Majusi itu meninggalkn rmh Nabi Ibrahim dg perasaan sedih sekali.
         Sikap Nabi Ibrahim a.s. tdk  disenangi Allah shg turunlah wahyu yg artinya, “Apa kerugianmu bila menerima tamu itu, walaupun dia mengingkari dan mengkafiri-Ku. Allah akan menggantikn makanan dan minuman yg engkau berikn kpdnya slm 70 th.”
         Stlh mnerima wahyu tsb, Nabi Ibrahim a.s. sungguh menyesal atas tindakannya dan keesokan harinya Nabi Ibrahim a.s. pergi mncari orang Majusi itu dan memintanya spy mau dating ke rmhnya sekali lg. Kata orang Majusi itu, “Benar2 susah, semalam engkau mengusirku, tetapi hari ini engkau mengajak aku pergi ke rmhmu.” Nabi Ibrahim mnceritakn ttg wahyu yg diterimanya stlh mengusir orang Majusi itu.
         Orang Majusi itu brkt, “Sungguh baik Tuhanmu memprlakukn aku begini, walau aku ini orang kafir.” Orang Majusi itu brkt lg, “Ulurkanlah tanganmu, (sambil brjabat tangan) aku brsaksi bhw tiada Tuhan selain Allah dan engkau adlh pesuruh Allah.” Semenjak itu orang Majusi tsb mengikuti ajaran Nabi Ibrahim a.s.

Lalai akan Shalat?

Lalai akan Shalat?

oleh Sakamoto Yayant pada 8 November 2011 pukul 9:13 ·
Seseorang brcerita, suatu saat dia lupa melaksanakn Shalat Isya', dan baru ingat setelah menunaikan Shalat Shubuh. Ktk dia sdh mendengar suara Adzan berkumandang tp dia tdk cepat2 melaksanakan Shalat hingga kesibukan duniawi melenakannya sampai dia tidur dan lupa melaksanakan Shalat, itu termasuk perbuatan melalaikan Shalat. Dan orang tsb diwajibkan utk meng-qadha' Shalat yg terlalaikan olehnya. Krn itu lebih baik klo sdh mendengar Adzan langsung aja siap2 mengerjakn Shalat.
· · · Bagikan · Hapus

Minggu, 22 Juli 2012

Keimanan Zunairah yang Kuat


                                                    Keimanan Zunairah yang Kuat

         Satu diantara budak muslim adlh Zunairah, budak Abu Jahal. Krn keyakinannya, dia diinterogasi oleh Abu Jahal. “Benarkah kamu tlah menganut agama Islam?” Tanya Abu Jahal.
         “Benar. Aku percaya pd seruan Muhammad. Oleh krn itu, aku mengikutinya,”jwb Zunairah.
         Utk menggoyahkn keyakinan hambanya, Abu Jahal brtanya kpd kawan2nya. “Hai kawan2, apakah kalian jg mengikuti seruan Muhammad?” “Tdk,” jwb mrk serentak. “Nah, jk apa yg dibawa Muhammad itu baik, tentu mrk akan lebih dulu mengikutinya,” kata Abu Jahal melecehkn budaknya.
         Zunairah pun dipukul scr keji hingga matanya luka parah dan akhirnya mnjd buta. Melihat mata budaknya mnjd buta, Abu Jahal membujuknya: “Matamu mnjd buta akibat kau masuk Islam. Coba kau tinggalkn agama Muhammad itu, matamu akan sembuh kembali,” katanya.
          Betapa sakit hati Zunairah mndengar cacian itu, “Kalian semua adalah pembohong, tak brmoral. Latta dan Uzza yg kalian sembah itu tak akan dpt brbuat apa2, apalagi memberi manfaat. Mrk hanya memberi  mudarat saja,” katanya.
         Mndengar itu, Abu Jahal naik pitam. Budaknya itu dipukul sekeras-kerasnya dan brkt, “Wahai Zunairah. Ingatlah kpd Latta dan Uzza. Itu brhala sembahan kita sejak nenek moyang kita. Tak takutkah jk mrk nanti murka kpdmu? Tinggalkn segera agama Muhammad yg melecehkn kita,” kata Abu Jahal.
         “Wahai Abu Jahal. Sbenarnya Latta dan Uzza itu buta. Lebih buta drpd mataku yg buta akibat siksaanmu ini. Meski mataku buta, Allah tak akan sulit mengembalikannya mnjd terang, tdk seperti tuhanmu Latta dan Uzza itu,” kata Zunairah.
         Brkat kekuasaan Allah, esoknya mata Zunairah yg buta akibat siksaan Abu Jahal itu kembali sembuh seperti sedia kala. Abu Jahal yg menyaksikannya mnjd sangat heran. Namun dasar orang tak briman, dia malah brkt, “Ini pasti krn sihir Muhammad,” katanya sambil kembali menyiksa hambanya. Untunglah datang Abu Bakar yg lalu memerdekakan Zunairah stlh memberi  tebusan kpd Abu Jahal.

Pemahaman Ilmu

Pemahaman Ilmu

oleh Sakamoto Yayant pada 7 November 2011 pukul 20:56 ·
Kemarin sy brtemu dg sepupu beserta isterinya sehabis shalat Idul 'Adha. Isteri sepupu sy tsb pernah mondok sekitar 10 thn (bkn waktu yg sebentar), kami berbincang ttg Poligami yg diambil enaknya saja. Lalu sy menjelaskan ttg hikmah 'Taubatnya Seorang Pembunuh Yang Telah membunuh 100 orang' lalu kisah salah satu sahabat Nabi yg waktu mau meninggal kesulitan dikarenakan pernah tdk sengaja menyakiti perasaan Ibunya'.. hingga brbicara ttg Takdir (Qada' dan Qadar) dari Allah..
· · · Bagikan · Hapus

kembali

Postingan selanjutnya akan kembali ke ttujuan semula saat sy membuat blog ini.

Selasa, 17 Juli 2012

DUA HATI-4


   4. Pertandingan



         Sorak sorai gemuruh suara penonton meliputi GOR Bima Malang. Penonton semakin ramai ingin melihat pertandingan seleksi Karate memperebutkan piala Kapolda Cup. Pertandingan dimulai dari “Kata” yaitu gerakan-gerakan Karate yang memang dikhususkan untuk Kejuaraan/Pertandingan. Kata itu dalam setiap gerakannya mengandung makna baik tangkisan, pukulan, tendangan dan dirangkai atau digabung menjadi suatu gerakan yang berirama dan teratur. Seandainya di Pencak Silat dinamai Jurus (Kembangan). Akhirnya yang ditunggu-tunggu penonton telah tiba. Pertandingan Kumite akan dimulai. Kumite atau pertandingan diibaratkan puncak dari Karate. Disana mereka harus mengeluarkan segala kemampuannya baik itu secara skill (tehnik), mental maupun fisik.

                                                             *****


         Kini tiba saatnya untuk pertandingan ke-3 dan nama Yayant telah dipanggil melalui pengeras suara. Yayant telah mempersiapkan diri dan memasuki arena pertandingan dan terkejutlah dia melihat siapa lawan tandingnya, ternyata si Andre telah menunggunya. Wasit telah berada ditengah mereka. Posisi kuda-kuda telah mereka persiapkan.
         “Hajime!” Wasit memberi aba-aba dimulainya pertandingan.
         Andre bersiap dengan posisi kuda-kudanya dan terlihat sangat serius, sedangkan Yayant terlihat santai posisi kuda-kudanya dan terlihat agak kagok. Hal itu disebabkan ada rasa enggan dihatinya melihat lawan tandingnya adalah teman yang semalam baru dikenalnya. Mata saling menatap tajam namun mereka belum saling menyerang. Kebimbangan hati masih melanda Yayant namun Andre pun belum melihat celah untuk melancarkan serangan. 30 detik tidak terasa telah berlalu ketika tiba-tiba:
         “Syaaa...”
         “Duk..” suara yang didengar Yayant.
         Hidungnya terkena pukul, darah terasa mengalir cepat berkumpul dibelakang kepala, terasa berat dan dia sempat merasa bumi bergetar sejenak. Tubuhnya terasa limbung namun dia berusaha menguasai diri. Ketika Yayant dapat menguasai dirinya secara fisik, kemarahan dan semangat bertarungnya mulai membara. Tekadnya telah bulat dan tak akan ada lagi rasa “sungkan” dihatinya.


                                                              *****

         “Ippon!” teriak wasit.
         “Osh..” teriak Andre merespon cepat dan terlihat sekali kalau dia senang mendapatkan nilai 2 angka. Gemuruh didada Yayant semakin besar. Di usaplah hidung untuk melihat apa ada darahnya, ternyata tidak ada.
         Sekarang Yayant mulai serius, diambilnya posisi kuda-kuda “Zenkutsu Dachi” tangan terkepal didepan dada. Konsentrasi tinggi dia kerahkan, matanya menatap semakin tajam. Dia cari sela menanti kelengahan lawan. Ketika celah pertahanan lawan terbuka, dia kerahkan tenaga dengan tendangan “Mae Geri”:
         “Syaaa..”
         “Duk..” Musuh terlempar sejauh 2 meter karena kerasnya tenaga tendangan Yayant. Andre jatuh bergulingan. Namun dia langsung berdiri tapi kelihatan sekali kalau ia shock terkena tendangan telak pas diulu hatinya. Yayant merasa hatinya agak lega karena telah memberikan serangan balasan dan pikirnya akan mendapat angka.
         Namun..
         “Keikoku.. Pelanggaran!” kata wasit.
         “Hah?!”
         Yayant merasa heran akan keputusan wasit, “Apa wasit tuh nda’ liat apa ketika hidung gue tadi kena pukul sama lawan? Gue aja merasakan sakit sampai sekarang dan tadi ditahan-tahan supaya nda’ jatuh. Apa karena gue tadi tidak jatuh ketika dipukul dan lawan jatuh terguling kena tendangan lalu dianggap pelanggaran?” rutuk hati Yayant.
         Memang dalam pertandingan Kumite di Karate bila salah satu peserta melancarkan pukulan atau tendangan terlalu keras dan musuh sampai jatuh atau kesakitan dianggap “pelanggaran” dan akan dikasih peringatan. Yayant juga tahu itu. Meski dia merasa diperlakukan tidak adil, dia tidak melanjutkan protesnya dan menghargai keputusan seorang wasit. Namun teman setimnya tidak setuju dengan pendapat Yayant. Akhirnya pertandingan dilanjutkan.

Jumat, 13 Juli 2012

Dua Hati-3


  3. Malam Sebelum Pertandingan


                      
         Seminggu kemudian, Yayant sudah berada di Pangkalan Abdurrahman Saleh (PASKAS) Malang untuk mengikuti Kejuaraan Kapolda Cup. Yayant jadi ikut berangkat bersama tim Karate daerahnya setelah menjual kaset koleksi grup band DEWA miliknya mulai dari album pertama sampai terakhir. Harga yang cukup mahal menurut Yayant karena nilai historisnya dan ia berharap hasilnya sesuai dengan prestasi yang diharapkan.
         Yayant berjalan santai menikmati pemandangan dan suasana di PASKAS Malang. Bangunan tua dan suasana yang tenang dengan deretan gedung besarnya mencerminkan sedikit suasana angker. Yayant berjalan melewati barak-barak yang diperuntukkan bagi para kontingen seleksi Karate se-Jawa Timur. Beberapa kontingen daerah membentuk kelompok-kelompok kecil mencoba melatih gerakan-gerakan “Kata” untuk pertandingan, “Kumite” ringan sesama teman memperlihatkan semangatnya yang tinggi untuk meraih prestasi. Dengan santainya Yayant melewati mereka dan terkadang berhenti sejenak melihat gerakan-gerakan Karatenya, dengan “pede” pula ia mengenakan “sabuk putih lumutan” yang selama ini ia pakai. Tiada rasa gentar yang menjalani jiwanya, yang ada malah semangat berkobar mendapati lawan-lawan tangguh yang akan dihadapinya.
         Ketika ia melewati tempat kelompok Karateka dari wakil kota Kediri, ada salah satu peserta nyeletuk:
         “Wah, mas sampeyan ini sabuk putih sungguhan ataukah sabuk putih gadungan?”
         “He.. he.. saya sabuk putih sungguhan kok,” sahut Yayant.
         “Ah, masa’ sih.. Karateka sabuk putih tidak akan berani dan lolos dari seleksi daerah dan mewakili kotanya. Tentu sampeyan bercanda kan?”
         “Hmm.. itu terserah anda mau percaya atau tidak, buat saya tidak ada masalah.”
         Selanjutnya obrolan-obrolan mengalir santai tanpa terasa dan Yayant pun semakin banyak mengenal teman-teman kontingen wakil Kediri. Kini Yayant tahu bahwa yang berbincang-bincang dengan dia bernama Andre, berwajah oval sepintas mirip dengan Ade Rai (atlet Binaraga kebanggaan Indonesia) namun berpostur tinggi kurang lebih 175 cm dan dia menyandang sabuk hitam. Andre sepertinya sebagai pemimpin kelompok kota Kediri itu terlihat dari teman-temannya yang sangat menghormatinya dan kata-kata Andre sering dijadikan panutan ataupun petunjuk. Yayant tidak tahu bahwa perkenalannya dengan Andre akan mempengaruhi prestasi yang akan dikejarnya meskipun ia tahu diri dan selalu menempatkan posisinya sebagai “underdog” serta mencoba untuk “nothing to lose”.
                            

                                                             *****