Jumat, 13 Juli 2012

Dua Hati-3


  3. Malam Sebelum Pertandingan


                      
         Seminggu kemudian, Yayant sudah berada di Pangkalan Abdurrahman Saleh (PASKAS) Malang untuk mengikuti Kejuaraan Kapolda Cup. Yayant jadi ikut berangkat bersama tim Karate daerahnya setelah menjual kaset koleksi grup band DEWA miliknya mulai dari album pertama sampai terakhir. Harga yang cukup mahal menurut Yayant karena nilai historisnya dan ia berharap hasilnya sesuai dengan prestasi yang diharapkan.
         Yayant berjalan santai menikmati pemandangan dan suasana di PASKAS Malang. Bangunan tua dan suasana yang tenang dengan deretan gedung besarnya mencerminkan sedikit suasana angker. Yayant berjalan melewati barak-barak yang diperuntukkan bagi para kontingen seleksi Karate se-Jawa Timur. Beberapa kontingen daerah membentuk kelompok-kelompok kecil mencoba melatih gerakan-gerakan “Kata” untuk pertandingan, “Kumite” ringan sesama teman memperlihatkan semangatnya yang tinggi untuk meraih prestasi. Dengan santainya Yayant melewati mereka dan terkadang berhenti sejenak melihat gerakan-gerakan Karatenya, dengan “pede” pula ia mengenakan “sabuk putih lumutan” yang selama ini ia pakai. Tiada rasa gentar yang menjalani jiwanya, yang ada malah semangat berkobar mendapati lawan-lawan tangguh yang akan dihadapinya.
         Ketika ia melewati tempat kelompok Karateka dari wakil kota Kediri, ada salah satu peserta nyeletuk:
         “Wah, mas sampeyan ini sabuk putih sungguhan ataukah sabuk putih gadungan?”
         “He.. he.. saya sabuk putih sungguhan kok,” sahut Yayant.
         “Ah, masa’ sih.. Karateka sabuk putih tidak akan berani dan lolos dari seleksi daerah dan mewakili kotanya. Tentu sampeyan bercanda kan?”
         “Hmm.. itu terserah anda mau percaya atau tidak, buat saya tidak ada masalah.”
         Selanjutnya obrolan-obrolan mengalir santai tanpa terasa dan Yayant pun semakin banyak mengenal teman-teman kontingen wakil Kediri. Kini Yayant tahu bahwa yang berbincang-bincang dengan dia bernama Andre, berwajah oval sepintas mirip dengan Ade Rai (atlet Binaraga kebanggaan Indonesia) namun berpostur tinggi kurang lebih 175 cm dan dia menyandang sabuk hitam. Andre sepertinya sebagai pemimpin kelompok kota Kediri itu terlihat dari teman-temannya yang sangat menghormatinya dan kata-kata Andre sering dijadikan panutan ataupun petunjuk. Yayant tidak tahu bahwa perkenalannya dengan Andre akan mempengaruhi prestasi yang akan dikejarnya meskipun ia tahu diri dan selalu menempatkan posisinya sebagai “underdog” serta mencoba untuk “nothing to lose”.
                            

                                                             *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar